Assertiveness adalah salah satu keterampilan penting yang dapat membantu kita dalam menyelesaikan konflik dalam hubungan dengan cara yang seimbang. Apakah Anda pernah merasa kesulitan dalam mengungkapkan keinginan atau mengatasi perbedaan pendapat dengan orang lain? Jika iya, maka assertiveness bisa menjadi jalan tengah yang dapat membantu Anda mengatasi konflik tersebut.
Dalam sebuah hubungan, terutama saat terjadi konflik, penting untuk bisa mengungkapkan pendapat kita dengan tegas namun tetap menghormati pendapat orang lain. Assertiveness memungkinkan kita untuk mengungkapkan kebutuhan dan keinginan kita dengan jelas dan tanpa mengecilkan atau mendominasi orang lain.
William Ury, seorang pakar dalam bidang negosiasi konflik, mengatakan, “Assertiveness bukanlah tentang menjadi agresif atau menindas orang lain. Hal ini adalah tentang kemampuan kita untuk berbicara dengan jelas, jujur, dan tegas tanpa mengabaikan hak dan kebutuhan orang lain.”
Seorang ahli hubungan, John Gottman, juga mengungkapkan pentingnya assertiveness dalam hubungan. Ia mengatakan, “Saat kita memiliki keterampilan assertiveness, kita dapat berkomunikasi dengan kejelasan dan memperkuat hubungan dengan melengkapi dan mendukung pasangan kita.”
Namun seringkali, kita cenderung memilih salah satu ekstrem dalam menyelesaikan konflik. Beberapa orang mungkin cenderung menjadi pasif, menjaga perasaan orang lain dan mengesampingkan kebutuhan dan keinginan sendiri. Sementara itu, orang lain mungkin menjadi agresif, menggunakan kekuatan atau intimidasi untuk mendominasi orang lain.
Dalam artikel Psychology Today, Dr. Randy Paterson, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa assertiveness membantu kita untuk menghindari kedua ekstrem tersebut dan melibatkan komunikasi yang sehat dan efektif. Dengan menjadi assertive, kita dapat berkata dengan tegas dan jelas apa yang ingin kita sampaikan, sambil tetap menghargai orang lain.
Assertiveness bukanlah tentang memenangkan konflik, melainkan tentang menjaga hubungan yang sehat dan memastikan bahwa kita dan orang lain memiliki hak dan kebutuhan yang sama pentingnya. Dalam bukunya, “Assertiveness: How to Stand Up for Yourself and Still Win the Respect of Others,” Judy Murphy menjelaskan bahwa assertiveness melibatkan penerimaan diri sendiri dan orang lain, mendengarkan secara aktif, dan menemukan solusi yang adil untuk kedua belah pihak.
Jadi, bagaimana kita bisa meningkatkan assertiveness dalam hubungan dan mengatasi konflik dengan cara yang seimbang? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda coba:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan Anda dengan jelas. Selain itu, juga penting untuk memahami kebutuhan dan keinginan orang lain.
2. Berlatihlah berkomunikasi secara langsung dan jujur tanpa mengecilkan atau menyakitkan perasaan orang lain. Gunakan kalimat “saya” daripada “kamu” untuk menghindari menuduh atau menyalahkan.
3. Belajar mendengarkan secara aktif dan memberikan perhatian penuh pada apa yang dikatakan orang lain. Hal ini akan membantu membangun hubungan yang saling pengertian.
4. Jangan takut untuk mengungkapkan ketidaksetujuan atau perbedaan pendapat secara sopan dan tegas. Namun, juga penting untuk tetap membuka pikiran dan mau mendengarkan pandangan orang lain.
5. Jaga emosi, hindari kemarahan yang tidak sehat atau perilaku agresif. Jika Anda merasa terlalu emosional, beri diri waktu untuk tenang dan kembali ke pembicaraan setelah itu.
Assertiveness adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan seiring waktu. Jika Anda kesulitan dalam menggunakan assertiveness dalam hubungan atau mengatasi konflik, berkonsultasilah dengan seorang profesional seperti psikolog atau terapis yang dapat membantu Anda meningkatkan keterampilan tersebut.
Dengan menggunakan assertiveness sebagai jalan tengah dalam menyelesaikan konflik dalam hubungan, kita dapat membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati. Segera mulailah melatih keterampilan assertiveness ini, dan Anda akan melihat perubahan positif dalam interaksi dengan orang-orang di sekitar Anda.