Bagaimana Emosi Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Keuangan?
Pernahkah Anda merasa emosi mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan Anda? Mungkin terkadang Anda tergoda untuk berbelanja berlebihan saat sedang bahagia, atau justru ragu untuk berinvestasi ketika sedang marah. Ternyata, penelitian telah menunjukkan bahwa emosi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan keuangan seseorang.
Emosi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Dalam konteks keuangan, emosi dapat mempengaruhi bagaimana kita mengelola uang, menganggap risiko, dan membuat keputusan investasi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychology and Aging menunjukkan bahwa “emosi yang intens dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang berhubungan dengan uang, terutama ketika terlibat dalam situasi yang menimbulkan risiko”.
Salah satu contoh yang nyata adalah perilaku belanja impulsif. Ilmuwan dari University of Michigan menemukan bahwa kebahagiaan yang berlebihan dapat mempengaruhi seseorang untuk mengeluarkan uang lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Pengeluaran yang tidak terkendali ini dapat membahayakan kondisi keuangan jangka panjang seseorang.
Tidak hanya kebahagiaan, emosi negatif seperti rasa takut atau cemas juga dapat mengganggu pengambilan keputusan keuangan. Menurut psikolog keuangan Brad Klontz, “emosi yang negatif dapat memicu perilaku lari atau bertahan. Ketika Anda cemas atau takut akan kehilangan uang, Anda mungkin akan memilih untuk tidak berinvestasi atau merasa terlalu berhati-hati dalam mengambil risiko”.
Profesor psikologi dan ekonomi, George Loewenstein, juga mengungkapkan pentingnya mengelola emosi dalam pengambilan keputusan keuangan. Menurutnya, saat seseorang merasa sedih atau marah, mereka cenderung mengabaikan informasi yang relevan dalam mengambil keputusan keuangan. Hal ini dapat menyebabkan penilaian yang kurang akurat dan konsekuensi finansial yang tidak diharapkan.
Jadi, bagaimana kita dapat mengelola emosi agar tidak mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan kita? Penelitian telah menunjukkan beberapa strategi yang dapat membantu. Menurut Ilmuwan Psikologi Dr. Rebecca J. Frey, mengenali dan mengidentifikasi emosi kita saat berhadapan dengan keputusan keuangan dapat membantu kita untuk tetap tenang dan rasional. Selain itu, penting juga untuk membuat rencana keuangan yang terencana dengan baik, sehingga kita tidak terjebak dalam situasi emosional saat harus membuat keputusan keuangan penting.
Dalam sebuah artikel di Psychology Today, Dr. Brad Klontz merekomendasikan berdiskusi dengan pasangan atau keluarga terdekat saat harus membuat keputusan keuangan yang besar. Bekerjasama dapat membantu mengurangi tingkat emosi dan mencapai kesepakatan yang lebih rasional.
Ketika datang ke keputusan investasi, William Bernstein, penulis buku “The Four Pillars of Investing”, menekankan pentingnya memisahkan emosi dan investasi jangka panjang. Ia menyarankan untuk memiliki rencana investasi yang jelas dan tetap berpegang padanya dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Dalam rangka mengelola emosi secara lebih efektif, beberapa orang mungkin juga memilih untuk berkonsultasi dengan seorang penasihat keuangan yang berpengalaman. Mereka dapat membantu untuk menjaga fokus dan membantu mengambil keputusan yang rasional serta tepat.
Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tantangan finansial, mengelola emosi sangatlah penting. Dalam konteks pengambilan keputusan keuangan, menyadari dan mengatur emosi kita dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih bijak serta melindungi kondisi keuangan jangka panjang kita dari risiko negatif.