Penerapan Skala Ketahanan Connor-Davidson dalam Konteks Indonesia menjadi perbincangan hangat di kalangan para ahli kesehatan mental di tanah air. Skala Ketahanan Connor-Davidson, yang sering disingkat CD-RISC, adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan seseorang terhadap stres.
Menurut Dr. Andri, seorang psikolog klinis terkemuka, penerapan skala ini sangat penting dalam menilai tingkat ketahanan mental masyarakat Indonesia di tengah tantangan dan tekanan yang semakin kompleks dewasa ini. “Dengan menggunakan CD-RISC, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan ketahanan seseorang dalam menghadapi stres,” ujarnya.
Penerapan skala ini dapat dilakukan melalui wawancara atau kuesioner yang akan membantu para ahli untuk memahami sejauh mana seseorang mampu bertahan dalam menghadapi tekanan hidup. Sementara itu, Prof. Budi, seorang pakar psikiatri, menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menggunakan CD-RISC. “Ketahanan mental tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik saja, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan dan pola pikir seseorang,” katanya.
Namun, meskipun Skala Ketahanan Connor-Davidson memiliki berbagai manfaat, implementasinya di Indonesia masih terbilang terbatas. Banyaknya faktor sosial dan budaya di Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan skala ini.
Dr. Yuni, seorang psikolog sosial, menyatakan bahwa perlu adaptasi yang tepat dalam menggunakan CD-RISC di Indonesia. “Kita perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial masyarakat Indonesia agar skala ini dapat memberikan hasil yang akurat dan relevan,” tuturnya.
Dengan demikian, penerapan Skala Ketahanan Connor-Davidson dalam Konteks Indonesia merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Melalui pendekatan yang komprehensif dan adaptif, diharapkan skala ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi tantangan stres yang semakin kompleks di era modern ini.