Tantangan dan perjuangan dalam merawat kesehatan mental di Indonesia memang tidak mudah. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi gangguan kesehatan mental di Indonesia mencapai 11%. Angka ini memperlihatkan bahwa masalah kesehatan mental merupakan isu yang perlu mendapat perhatian serius.
Salah satu tantangan utama dalam merawat kesehatan mental di Indonesia adalah stigma masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental. Dr. Ranieri Guerra, Wakil Direktur Jenderal WHO, pernah mengatakan bahwa stigma adalah hambatan utama dalam penanganan gangguan kesehatan mental. Stigma ini seringkali membuat orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental enggan untuk mencari pertolongan.
Perjuangan untuk mengatasi stigma ini memang tidak mudah. Namun, berbagai institusi mulai menyadari pentingnya edukasi tentang kesehatan mental. Dr. Zubriny, seorang psikiater terkemuka di Indonesia, menegaskan bahwa edukasi tentang kesehatan mental harus dimulai dari sekolah. “Anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengelola emosi dan mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental sejak dini,” ujarnya.
Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan mental juga masih terbatas di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, hanya 7% fasilitas kesehatan di Indonesia yang menyediakan layanan kesehatan mental. Hal ini membuat banyak orang sulit untuk mendapatkan pertolongan ketika mereka mengalami gangguan kesehatan mental.
Untuk mengatasi masalah akses ini, Dr. Pamela Collins, Direktur NIMH (National Institute of Mental Health), menyatakan pentingnya pengembangan layanan kesehatan mental yang terintegrasi. “Layanan kesehatan mental harus terintegrasi dengan layanan kesehatan primer agar dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Meskipun tantangan dan perjuangan dalam merawat kesehatan mental di Indonesia masih besar, namun langkah-langkah konkret sudah mulai dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan, diharapkan masalah kesehatan mental di Indonesia dapat teratasi dengan baik.