Efek Multi-Tasking terhadap Kinerja Kognitif Manusia
Apakah Anda sering merasa bangga dengan kemampuan multi-tasking Anda? Mulai dari menjawab email sambil makan siang, sambil mendengarkan podcast, atau menelepon sambil menyetir mobil? Ternyata, kebiasaan multi-tasking ini dapat berdampak buruk pada kinerja kognitif manusia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Para ahli kognitif dari Universitas California, San Francisco, mengungkap bahwa multi-tasking dapat mengurangi efisiensi otak dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Artinya, seseorang yang terbiasa melakukan multi-tasking, cenderung memiliki kinerja kognitif yang lebih rendah.
Efek negatif dari multi-tasking juga disorot oleh Dr. Irwin Mattson, seorang psikolog kognitif yang telah mengkaji dampak multi-tasking terhadap kinerja otak manusia. Dr. Mattson menegaskan bahwa “ketika seseorang melakukan beberapa tugas sekaligus, otak akan berusaha beralih dari satu tugas ke tugas lainnya, yang pada akhirnya dapat mengganggu fokus dan konsentrasi.”
Namun, tidak semua ahli setuju dengan pandangan ini. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience menyebutkan bahwa multi-tasking sebenarnya dapat melatih kemampuan otak manusia untuk berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas lainnya, meskipun masih ada perdebatan terkait dengan hasil studi tersebut.
Meskipun masih ada perdebatan mengenai efek multi-tasking terhadap kinerja kognitif manusia, namun sudah semestinya untuk lebih berhati-hati dalam melakukan multi-tasking. Terlalu banyak stimulus pada satu waktu dapat menyebabkan kinerja otak menurun, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kualitas pekerjaan dan produktivitas secara keseluruhan.
Dengan demikian, penting untuk lebih memahami dampak dari kebiasaan multi-tasking terhadap kinerja kognitif kita. Sebagai individu, kita perlu mencari keseimbangan antara efisiensi dan kualitas dalam menyelesaikan tugas-tugas kita sehari-hari. Jangan biarkan efek multi-tasking menghambat potensi kognitif Anda.