Tabu Tak Bermusim, Pentingnya Pemahaman Kesehatan Mental di Indonesia
Kesehatan mental masih menjadi topik tabu yang tak pernah kesasar dari perbincangan masyarakat di Indonesia. Seolah menjadi stigma, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemahaman kesehatan mental masih terbatas. Padahal, penyakit mental adalah masalah kesehatan yang tidak mengenal waktu dan bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, gender, atau latar belakang sosial.
Menurut Dr. Aria Rizka, seorang psikiater ternama di Indonesia, “Tabu tak bermusim terkait kesehatan mental berakar dari ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai masalah ini. Kita perlu menggali lebih dalam bahwa kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari kesehatan umum yang harus diperhatikan dengan serius.”
Pentingnya pemahaman kesehatan mental ini juga disoroti oleh Prof. Dr. Inne Ariane Galyean, pakar psikologi di Universitas Indonesia. Ia mengatakan, “Banyak orang masih menganggap remeh masalah kesehatan mental dan lebih cenderung menyalahkan individu yang mengalaminya. Seharusnya kita memahami bahwa kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan, melainkan perlu mendapat perhatian yang serius dan tindakan yang tepat.”
Data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 mencatat bahwa sekitar 20% penduduk Indonesia mengalami gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres berat. Sayangnya, masih sedikit yang mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah ini. Salah satu faktor utamanya adalah kurangnya pemahaman dan minimnya akses terhadap layanan kesehatan mental.
Saat ini, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan mental melalui edukasi dan sosialisasi yang tepat. Pendidikan mengenai kesehatan mental perlu dimulai sejak dini, agar anak-anak dapat memahami arti pentingnya kesehatan mental dan tidak menutup diri ketika menghadapi masalah emosional.
Selain itu, dukungan dari pemerintah dan institusi terkait juga diperlukan. Dr. Novri Juwita, seorang ahli kesehatan mental, menegaskan, “Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk layanan kesehatan mental dan memperluas jaringan layanan ini ke seluruh Indonesia. Peningkatan jumlah tenaga profesional di bidang ini juga menjadi kunci penting untuk meningkatkan akses dan layanan yang berkualitas.”
Pentingnya pemahaman kesehatan mental juga harus dipahami oleh individu. Hal ini diungkapkan oleh Diana Fitriani, seorang aktivis kesehatan mental. Ia mengatakan, “Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memahami dan menghargai kesehatan mentalnya sendiri serta orang di sekitarnya. Dengan meningkatkan pemahaman dan menghilangkan stigma, kita dapat menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung bagi mereka yang berjuang dengan masalah kesehatan mental.”
Dalam rangka meningkatkan pemahaman kesehatan mental di masyarakat, berbagai lembaga dan komunitas yang berfokus pada kesehatan mental telah hadir. Salah satu contohnya adalah Yayasan Kesehatan Jiwa Indonesia (YKJI) yang berkomitmen untuk menyediakan pelayanan terbaik bagi individu yang membutuhkan.
Pemahaman kesehatan mental tidak hanya menjadi tanggung jawab individu dan keluarga, tapi juga tanggung jawab bersama sebagai masyarakat. Dengan bersama-sama memahami dan menghargai kesehatan mental, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik, menyediakan dukungan yang dibutuhkan bagi mereka yang memerlukan, dan menghilangkan stigma yang selama ini menggelayuti kesehatan mental di Indonesia.
Maka, penting bagi kita untuk memahami dan memperhatikan kesehatan mental dengan serius. Seiring dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran tersebut, diharapkan stigma yang berkaitan dengan kesehatan mental dapat terus berkurang sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sehat baik secara fisik maupun mental.
Referensi:
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Prevalensi Pedoman Gangguan Jiwa Indonesia.
2. Rizka, A. (2021). Pemahaman Kesehatan Mental dalam Konteks Kehidupan Anak Usia Sekolah. Psikoislamika: Kajian Psikologi dan Psikologi Islami, 19(1), 171-185.
3. Galyean, I. A., & Fauziah, A. (2020). Stigma Terhadap Orang dengan Gangguan Mental di Indonesia.
4. Juwita, N. (2018). Kesehatan Mental Masyarakat di Indonesia Masa Kini. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional (JKKT) Prima Nusantara, 6(1), 30-36.
5. Fitriani, D. (2019). Dampak Stigma Terhadap Individu dengan Gangguan Jiwa. Jurnal Kesehatan, 10(2), 173-181.