Warna dalam Desain Interior: Membuat Mood yang Berbeda dengan Warna yang Tepat


Warna dalam desain interior memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan suasana dan mood yang berbeda di dalam ruangan. Warna bisa menjadi kunci utama dalam menciptakan gaya dan karakteristik sesuai dengan keinginan pemilik rumah.

Menurut pakar desain interior, Sarah Sherman Samuel, “Warna tidak hanya sekedar menambahkan estetika visual, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi emosi dan perasaan seseorang di dalam ruangan.” Oleh karena itu, pemilihan warna yang tepat dalam desain interior sangatlah penting.

Dalam dunia desain interior, warna memiliki kekuatan untuk menciptakan mood yang berbeda. Warna-warna cerah seperti kuning dan merah muda bisa memberikan kesan yang ceria dan energik, sementara warna netral seperti putih dan abu-abu bisa memberikan kesan yang tenang dan elegan.

“Warna dalam desain interior adalah salah satu elemen penting yang harus diperhatikan dengan baik. Warna yang dipilih harus sesuai dengan karakter dan kebutuhan ruangan tersebut,” ungkap Dina Bawono, seorang desainer interior terkemuka di Indonesia.

Pemilihan warna dalam desain interior juga bisa mencerminkan kepribadian pemilik rumah. Jika Anda menyukai warna-warna cerah dan penuh keberanian, Anda bisa mencoba warna-warna yang mencolok seperti biru tua atau hijau lumut. Sementara jika Anda lebih suka warna-warna netral dan elegan, Anda bisa memilih warna-warna pastel atau beige.

Dalam menentukan warna yang tepat dalam desain interior, Anda juga perlu memperhatikan pencahayaan di dalam ruangan. Warna akan terlihat berbeda tergantung pada jumlah cahaya yang masuk. “Pencahayaan dapat memainkan peran yang sangat penting dalam memilih warna-warna yang tepat dalam desain interior. Pastikan ruangan memiliki cahaya yang cukup agar warna-warna tersebut dapat terlihat sesuai dengan yang diinginkan,” sarankan para ahli desain interior.

Dengan memilih warna yang tepat dalam desain interior, Anda bisa menciptakan mood dan suasana yang berbeda sesuai dengan preferensi dan kebutuhan Anda. Jadi, jangan ragu untuk bereksperimen dengan berbagai warna untuk menciptakan ruang yang memenuhi keinginan dan harapan Anda.

Psikologi Warna di Tempat Kerja: Bagaimana Warna Dapat Mempengaruhi Produktivitas


Psikologi warna di tempat kerja telah menjadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Warna memiliki dampak yang kuat pada suasana hati dan produktivitas karyawan. Bagaimana sebenarnya warna dapat mempengaruhi produktivitas di tempat kerja?
Menurut pakar psikologi warna, Karen Haller, “Warna memiliki kemampuan untuk mempengaruhi emosi, perilaku, dan suasana hati seseorang. Di tempat kerja, pemilihan warna yang tepat dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan efisiensi.”
Studi psikologi warna juga menunjukkan bahwa warna-warna cerah seperti biru, hijau, dan kuning dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Sedangkan warna-warna gelap seperti hitam dan abu-abu dapat menimbulkan suasana hati yang suram dan menurunkan semangat kerja.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Texas, para peneliti menemukan bahwa warna hijau dapat meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan fokus kerja. Warna biru, di sisi lain, diketahui dapat meningkatkan produktivitas dan membantu mengurangi stres.
Ketika kita mempertimbangkan psikologi warna di tempat kerja, hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah preferensi warna individu. Seperti yang diungkapkan oleh psikolog warna, Angela Wright, “Setiap orang memiliki hubungan emosional yang unik dengan warna. Warna yang menyenangkan bagi satu orang mungkin tidak memiliki efek yang sama pada orang lain.”
Dengan demikian, penggunaan psikologi warna di tempat kerja haruslah disesuaikan dengan preferensi masing-masing individu untuk memastikan dampak yang positif terhadap produktivitas.
Dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft telah memperhatikan pentingnya psikologi warna di tempat kerja. Mereka menggunakan warna-warna cerah dan menyegarkan di area kerja mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan menyenangkan.
Dengan begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa psikologi warna di tempat kerja memiliki dampak yang besar terhadap produktivitas. Pemilihan warna yang tepat dapat meningkatkan semangat kerja dan kreativitas karyawan. Oleh karena itu, sebagai pemimpin perusahaan atau karyawan, penting untuk memperhatikan psikologi warna dan menerapkannya secara bijaksana di tempat kerja.

Warna dan Kesehatan Mental: Pengaruhnya pada Kesejahteraan Kita


Warna dan kesehatan mental: Pengaruhnya pada kesejahteraan kita

Warna memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari pakaian yang kita kenakan hingga lingkungan di sekitar kita, warna memiliki pengaruh yang besar pada suasana hati dan kesejahteraan mental kita. Kesehatan mental, sebagaimana kita tahu, adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kehidupan kita. Ketika kedua hal ini digabungkan, mereka memiliki dampak yang besar pada kesejahteraan kita.

Menurut Dr. Sally Augustin, seorang psikolog lingkungan, “Warna dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi seseorang. Warna cerah seperti kuning dan oranye dapat meningkatkan kebahagiaan, sementara warna biru dapat menenangkan pikiran dan meredakan stres.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya warna dalam mempengaruhi kesehatan mental kita.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa warna-warna tertentu dapat mempengaruhi produktivitas dan konsentrasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of British Columbia menemukan bahwa warna hijau dapat meningkatkan kinerja dalam tugas-tugas kreatif, sementara warna merah dapat meningkatkan kinerja dalam tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan akurasi.

Tidak hanya lingkungan sekitar, warna juga dapat mempengaruhi kesehatan mental kita melalui seni terapi. Dalam seni terapi, warna digunakan sebagai alat untuk membantu individu mengekspresikan diri dan mengatasi masalah emosional. Dr. Catherine Morland, seorang seniman dan terapis seni, menyatakan bahwa “Warna memiliki kekuatan untuk menyalurkan emosi dan mengkomunikasikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.”

Dengan begitu banyaknya pengaruh dari warna pada kesehatan mental, tidak mengherankan bahwa banyak desainer dan terapis lingkungan yang mulai memperhatikan hubungan antara warna dan kesejahteraan. Di masa depan, diharapkan bahwa pengetahuan tentang bagaimana warna mempengaruhi kesehatan mental kita dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan membantu individu dalam proses penyembuhan.

Dalam menjaga kesehatan mental, penting untuk memperhatikan semua aspek kehidupan kita, termasuk pengaruh warna di sekitar kita. Dengan memahami bagaimana warna dapat mempengaruhi kesejahteraan kita, kita dapat lebih berhati-hati dalam memilih lingkungan yang mendukung kesehatan mental kita. Jadi, saat memilih warna untuk dinding kamar atau pakaian kita, mari kita ingat betapa besar pengaruhnya pada kesejahteraan kita.

Bagaimana Warna Dapat Mempengaruhi Keputusan Pembelian


Bagaimana Warna Dapat Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Warna, yang seringkali dianggap sebagai elemen desain yang sederhana, ternyata memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Bukan hanya itu, warna juga dapat membangun emosi dan menciptakan citra merek yang kuat. Namun, masih banyak orang yang belum menyadari betapa pentingnya pemilihan warna yang tepat dalam aktivitas pemasaran.

Ketika berbicara tentang bagaimana warna dapat mempengaruhi keputusan pembelian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki preferensi warna masing-masing. Namun, ada faktor universal yang mempengaruhi persepsi manusia terhadap warna, seperti warna-warna primer yaitu merah, biru, dan kuning.

Sebagai contoh, Anda mungkin pernah perhatikan bahwa warna merah sering digunakan oleh merek-merek seperti Coca-Cola dan KFC. Menurut pakar branding, warna merah ini dapat meningkatkan nafsu makan dan memancing perhatian konsumen. Dr. Satyendra Singh, seorang peneliti di Universitas Winnipeg, Kanada, menjelaskan bahwa “warna merah dapat meningkatkan ekspektasi konsumen terhadap kualitas dan kelezatan produk makanan.”

Selain merah, warna biru juga memiliki daya tarik yang kuat. Warna biru sering digunakan oleh perusahaan teknologi seperti Facebook, Twitter, dan Samsung. Profesor Andrew Elliot dari Universitas Rochester mengungkapkan bahwa “warna biru menciptakan persepsi mengenai stabilitas dan kepercayaan, sehingga cocok diaplikasikan dalam industri yang penuh dengan inovasi dan teknologi seperti media sosial dan teknologi.”

Warna kuning, di sisi lain, sering dikaitkan dengan keceriaan dan optimisme. Merek-merek seperti McDonald’s dan IKEA menggunakan warna kuning karena dianggap dapat menarik perhatian dan memberikan kesan yang hangat. Sebuah penelitian oleh Dr. Sabrina Helm dari Universitas Arizona menunjukkan bahwa “warna kuning dapat menciptakan suasana ceria yang dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku konsumen.”

Namun, penting untuk dicatat bahwa warna tidak bisa bekerja sendiri dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Selain warna, faktor lain seperti desain produk, kualitas, dan branding juga harus diperhatikan. Warna hanya salah satu elemen yang dapat membantu memperkuat pesan dan citra merek.

Dalam dunia pemasaran, pemilihan warna yang tepat juga harus memperhatikan demografi target pasar. Anggaplah produk ditujukan untuk pasar anak-anak, maka pemilihan warna yang cerah dan berani seperti pink atau ungu dapat lebih menarik bagi mereka. Sebaliknya, produk yang ditujukan untuk pasar profesional atau dewasa dapat lebih efektif dengan menggunakan warna yang netral dan elegan seperti hitam atau putih.

Melalui pemilihan warna yang tepat, perusahaan dapat menciptakan keunikan dan meningkatkan daya tarik produk mereka di mata konsumen. Sebagai referensi, seorang ahli branding, Collette Lazor, menjelaskan bahwa “pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi cara konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk. Warna bisa menjadi saran tak langsung mengenai kualitas, harga, keunikan, dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan produk.”

Dalam era digital ini, penting untuk mencermati bagaimana warna tampil di platform online. Warna yang tampil di layar komputer atau smartphone dapat berbeda dari yang terlihat di dunia nyata. Oleh karena itu, sebelum mengimplementasikan warna dalam strategi pemasaran, penting untuk melakukan pengujian dan penyesuaian agar warna yang ditampilkan di media online tetap konsisten dan sesuai dengan tujuan merek.

Dalam kesimpulan, warna memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Pemilihan warna yang tepat dapat menciptakan citra merek yang kuat, meningkatkan nafsu makan, membangun kepercayaan, dan menciptakan suasana yang ceria. Untuk itu, perusahaan harus mempertimbangkan warna secara seksama dalam strategi pemasaran mereka, sejalan dengan preferensi dan demografi target pasar.

Referensi:
1. Singh, S. (2006). Impact of color on marketing. Management Decision, 44(6), 783-789.
2. Elliot, A. J., Maier, M. A., Binser, M. J., Friedman, R., & Pekrun, R. (2009). The effect of red on avoidance behavior in achievement contexts. Personality and Social Psychology Bulletin, 35(3), 365-375.
3. Helm, S., & Renaud, S. (2018). Colorblind or colorfull: How visual and nonvisual components of the color yellow influence consumer behavior. Journal of Business Research, 86, 239-248.
4. Lazor, C. (2012). The importance of color in branding. Design Management Review, 23(2), 44-49.

Pentingnya Warna dalam Desain Grafis dan Branding


Warna memiliki peran yang penting dalam desain grafis dan branding. Penggunaan warna yang tepat dapat meningkatkan daya tarik dan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Maka tidak heran jika banyak ahli dan desainer terkenal menekankan pentingnya pemilihan warna yang tepat dalam desain grafis dan branding.

Seperti yang diungkapkan oleh Paul Rand, seorang desainer grafis terkenal, “Warna memiliki kekuatan untuk mengkomunikasikan ide-ide secara langsung dan secara emosional. Memilih warna yang tepat adalah langkah pertama yang penting dalam membangun identitas merek yang kuat.”

Pada desain grafis, warna tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif semata, tetapi juga mampu menimbulkan emosi, mempengaruhi persepsi, dan menggugah perhatian target pasar. Penggunaan warna yang tepat dapat meningkatkan daya tarik visual sebuah desain, sehingga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan sebuah pesan yang ingin disampaikan.

Dalam branding, warna juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas merek yang kuat dan mudah dikenali. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Loyola, Amerika Serikat, menemukan bahwa warna dapat meningkatkan pengenalan merek sebesar 80%. Maka tidak heran jika banyak perusahaan besar memilih warna-warna tertentu untuk membangun citra merek yang khas.

Misalnya, warna merah sering digunakan dalam desain logo dan branding oleh merek-merek yang ingin mengekspresikan kekuatan, gairah, atau aksi. Sedangkan warna biru sering digunakan oleh merek-merek yang ingin menunjukkan kepercayaan, ketenangan, atau profesionalitas. Pemilihan warna yang tepat dalam branding dapat memberikan pesan yang kuat dan konsisten kepada konsumen.

Namun, penting untuk diingat bahwa pemilihan warna dalam desain grafis dan branding harus disesuaikan dengan target pasar dan pesan yang ingin disampaikan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute for Color Research menyebutkan bahwa orang membuat penilaian pertama mereka tentang suatu produk dalam waktu kurang dari 90 detik, dan 62-90% penilaian tersebut didasarkan pada warna saja.

Jadi, penting bagi para desainer dan pemilik merek untuk memahami psikologi warna dan bagaimana warna dapat memengaruhi persepsi dan emosi konsumen. Penting juga untuk melakukan riset pasar dan mengenali preferensi warna target pasar, sehingga desain dan branding dapat relevan dan efektif.

Dalam era digital seperti sekarang ini, warna juga memegang peran penting dalam desain grafis dan branding online. Penggunaan warna yang konsisten di website dan media sosial dapat membantu membangun kesan positif dan mengesankan bagi pengunjung. Sebuah penelitian oleh University of Winnipeg menemukan bahwa penggunaan warna yang konsisten dapat meningkatkan pengenalan merek secara online sebesar 80%.

Jadi, tidak diragukan lagi betapa pentingnya pemilihan warna dalam desain grafis dan branding. Dalam kata-kata Paul Rand, “Warna adalah bahasa yang efektif dalam komunikasi visuell dan memiliki kemampuan yang sangat besar dalam mempengaruhi emosi dan persepsi manusia.” Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam desain grafis dan branding, pemilihan warna yang tepat menjadi faktor utama yang tidak boleh diabaikan.

Daftar Referensi:
1. Frank Mahnke, “Color, Environment, and Human Response: An Interdisciplinary Understanding of Color and its Use as a Beneficial Element in the Design of the Architectural Environment”
2. Institute for Color Research, “Impact of Color on Marketing”
3. University of Loyola, America, “The Interactive Effects of Colors”
4. University of Winnipeg, “The Interactive Effects of Colors in Brand Web Sites”

Warna dan Personalitas: Apa Warna Pilihanmu Ungkapkan Tentang Diri Kamu?


Warna dan personalitas sering kali saling terkait erat. Banyak yang percaya bahwa warna pilihan seseorang dapat mengungkapkan aspek-aspek tertentu tentang kepribadian mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apa yang warna pilihanmu ungkapkan tentang dirimu.

Mari kita mulai dengan melihat warna-warna yang paling umum dan apa arti di baliknya. Pertama, mari kita perbincangkan tentang warna merah. Menurut beberapa ahli, merah adalah warna yang merepresentasikan energi, keberanian, dan kekuatan. Jika warna merah menjadi pilihanmu, kemungkinan besar kamu adalah seseorang yang bersemangat, penuh semangat, dan percaya pada dirimu sendiri.

Seorang ahli warna terkenal, Dr. Carol Ritberger, mengatakan, “Orang yang memilih warna merah adalah sosok yang gigih dan berani. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan mengejar impian mereka. Mereka memiliki energi dalam jumlah yang besar dan selalu bersiap menghadapi apa pun yang datang.”

Selanjutnya, mari kita bicarakan tentang warna biru. Warna biru melambangkan ketenangan, kedamaian, dan stabilitas. Jika pilihanmu jatuh pada warna biru, menurut sejumlah ahli, kamu cenderung menjadi pribadi yang tenang, introvert, dan tidak suka konflik. Kamu juga mungkin memiliki kemampuan mendengarkan yang baik dan biasanya dikenal sebagai orang yang terpercaya.

Ahli personalitas, Karen Haller, mengungkapkan, “Orang-orang yang menyukai warna biru cenderung menjadi individu yang memikirkan orang lain. Mereka terkenal memiliki empati yang tinggi dan sering kali menjadi pendengar yang baik bagi orang-orang di sekitar mereka.”

Kemudian, mari kita bahas tentang warna kuning. Warna kuning sering dikaitkan dengan keceriaan, kebahagiaan, dan energi positif. Jika pilihanmu adalah warna kuning, mungkin kamu adalah seseorang yang optimis, penuh semangat, dan mudah bergaul. Kamu juga mungkin memiliki bakat dalam menginspirasi orang lain dan melihat sisi positif dari segala situasi.

Dr. Max Lûscher, ahli psikologi warna terkenal, pernah mengatakan, “Orang-orang yang menyukai warna kuning biasanya ceria, kreatif, dan memiliki kemampuan untuk mencerahkan suasana hati siapa pun yang berada di sekitar mereka.”

Warna hijau juga memiliki makna yang unik. Hijau melambangkan kemakmuran, pertumbuhan, dan harmoni. Jika pilihan warnamu adalah hijau, ada kemungkinan kamu adalah individu yang menghargai keseimbangan dan keadilan. Kamu mungkin merupakan orang yang ingin selalu menyelaraskan hidup dengan alam dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan.

Dalam sebuah penelitian oleh University of California, warna hijau dikaitkan dengan kreativitas dan rasa tenang. Para peneliti berpendapat, “Warna hijau dapat menyeimbangkan emosi dan memberikan perasaan harmoni bagi yang memilihnya.”

Terakhir, kita akan membahas tentang warna ungu. Warna ungu dipercaya merepresentasikan kekuatan spiritual, kemewahan, dan rasa keindahan. Jika warna ini menjadi pilihanmu, kemungkinan besar kamu adalah orang yang kreatif, penuh gairah, dan memiliki imajinasi yang kuat. Kamu mungkin memiliki ketertarikan pada seni dan memiliki pandangan yang unik dalam melihat dunia.

Dr. Sally Augustin, seorang ahli desain lingkungan, pernah berkata, “Orang yang memilih warna ungu sering memiliki bakat dalam seni atau mencintai keindahan alam. Mereka sering kali berpikir di luar kebiasaan dan memiliki pemikiran yang berbeda dari orang lain.”

Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah panduan umum. Warna pilihanmu tidak dapat sepenuhnya menggambarkan kepribadianmu secara akurat. Banyak hal lain, seperti pengalaman hidup, nilai-nilai, dan lingkungan, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

Dalam menggali arti di balik warna pilihanmu, selalu ada ruang bagi penafsiran subjektif. Jadi, jangan terlalu menyimpulkan kepribadian seseorang hanya berdasarkan warna favorit mereka. Terkadang, ketidakseimbangan antara kepribadian dan warna pilihanmu justru bisa menciptakan harmoni yang menarik.

Dalam kesimpulan, warna pilihanmu dapat mengungkapkan beberapa aspek tentang kepribadianmu. Merah mungkin menunjukkan keberanian, biru menandakan kedamaian, kuning menggambarkan kebahagiaan, hijau melambangkan keseimbangan, dan ungu merepresentasikan kreativitas. Namun, jangan lupa bahwa kepribadian seseorang bersifat kompleks dan terdiri dari lebih dari sekadar warna favorit mereka. Teruslah mengeksplorasi dan menghargai keunikan dalam dirimu!

Psikologi Warna: Pengaruh Warna Terhadap Persepsi dan Emosi


Psikologi Warna: Pengaruh Warna Terhadap Persepsi dan Emosi

Warna memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan kita. Setiap warna memberikan nuansa dan pengaruhnya terhadap suasana hati, emosi, dan bahkan perilaku kita sehari-hari. Peran dan pengaruh warna dalam psikologi digunakan dalam banyak bidang, seperti psikologi klinis, pemasaran, dan desain grafis.

Psikologi Warna adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh warna pada kesadaran, emosi, dan perilaku manusia. Warna mempengaruhi cara kita menafsirkan dan merespon lingkungan. Setiap warna memiliki arti dan maksud yang berbeda bagi setiap orang, tergantung pada persepsi dan budaya mereka.

Menurut Ahli Psikologi, Carl Jung, warna dapat menjadi sarana untuk ‘mengungkapkan dan mengekspresikan identitas kita.’ Warna seringkali digunakan untuk mengekspresikan identitas pribadi dan membantu menentukan perasaan seseorang.

Berdasarkan penelitian, warna juga dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Warna cerah seperti kuning, merah, dan oranye cenderung membuat orang merasa bahagia dan bersemangat, sedangkan warna gelap seperti hitam dan abu-abu cenderung membuat orang merasa sedih dan suram. Penelitian juga menunjukkan bahwa warna dapat membantu membangkitkan ingatan dan emosi.

Pengaruh warna pada persepsi dan emosi juga sangat penting dalam bidang pemasaran dan desain grafis. Warna digunakan secara strategis untuk menarik perhatian orang, membangun merek, dan menciptakan pengalaman pengguna yang baik. Warna dapat mempengaruhi pemikiran dan tindakan pembeli, dan dapat menjadi faktor yang menentukan keberhasilan produk dan bisnis.

Dalam desain grafis, pemilihan warna yang tepat dapat meningkatkan kejelasan pesan dan membantu membangun identitas merek yang kuat. Psikologi warna adalah satu alat yang efektif untuk membantu para desainer dan pemilik usaha dalam memilih warna yang tepat dan menciptakan pengalaman pengguna yang baik.

Sebagai kesimpulan, Psikologi Warna adalah bidang yang sangat menarik dan penting dalam ilmu psikologi. Warna mempengaruhi persepsi dan emosi kita, dan memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai perencana, desainer, atau pemilik bisnis, pemahaman tentang psikologi warna akan membantu Anda dalam memilih warna yang tepat untuk menciptakan pengalaman pengguna yang optimal, membuka jalan menuju kesuksesan.

Referensi:

1. Jung, C. G. (1972). Man and his Symbols. Doubleday.
2. Satwika, K. W. (2011). Psikologi Warna: Pengaruh Warna terhadap Emosi dan Perilaku. Jurnal Penelitian DanPembelajaran IPS, 1(2), 1–12.
3. Zollinger, M., & Hogg, M. K. (2018). The Psychology of Color: A Review of the Evidence. Journal of Consumer Psychology, 28(1), 11–43.

Quote dari pakar Desain Grafis, Paula Scher: “Anda bisa memiliki informasi dan konten yang sangat bagus, tapi jika warnanya salah, orang tidak akan melihatnya. Ini adalah desain grafis, ini bukan ilmu roket.”

Categorized Tag Cloud

Tags

Dampak Togel Bagi Bagi Kesehatan mental