Komunikasi asertif adalah kuncinya! Bagaimana perbedaan penggunaannya di antara gender?
Apakah Anda pernah merasa sulit untuk mengungkapkan kebutuhan dan pendapat Anda dengan jelas kepada orang lain? Atau mungkin Anda sering merasa tidak nyaman ketika harus menghadapi konflik dalam komunikasi sehari-hari? Jika ya, maka Anda tidak sendirian. Banyak dari kita mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan efektif, terutama ketika harus berurusan dengan perbedaan gender.
Komunikasi asertif merupakan keterampilan yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk menyampaikan kebutuhan, pendapat, dan perasaan mereka dengan jelas dan tegas, tanpa melanggar hak dan perasaan orang lain. Namun, penggunaan komunikasi asertif sering kali berbeda di antara laki-laki dan perempuan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Deborah Tannen, seorang profesor linguistik dan ahli komunikasi, ditemukan bahwa perempuan cenderung menggunakan komunikasi asertif yang lebih kooperatif dan mendukung, sementara laki-laki lebih cenderung menggunakan komunikasi asertif langsung dan tegas. Dr. Tannen menjelaskan, “Perbedaan ini dapat berasal dari perbedaan dalam kebudayaan dan sosialisasi gender yang mengajarkan perempuan untuk lebih mengutamakan hubungan dan solidaritas, sementara laki-laki lebih condong pada pengaruh dan keberhasilan individu.”
Namun, penting bagi kita untuk tidak melabeli perbedaan ini sebagai kelemahan atau kelebihan. Menurut Dr. Linda Tillman, seorang profesor psikologi pendidikan, “Setiap individu memiliki gaya komunikasi yang unik, dan yang terpenting adalah menghargai dan memahami gaya tersebut.” Artinya, baik laki-laki maupun perempuan harus mampu berkomunikasi secara asertif sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai mereka sendiri.
Bagi para perempuan, penting untuk menghargai diri sendiri dan menyampaikan kebutuhan dan opini dengan tegas. Dr. Sheryl Sandberg, COO Facebook, mengatakan, “Ketika seorang perempuan mengungkapkan pendapat, seringkali ia dianggap agresif atau bossy, sementara laki-laki mendapatkan pujian atas kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara tegas.” Oleh karena itu, perempuan perlu mempelajari teknik-teknik komunikasi asertif yang efektif dan tidak takut untuk menyampaikan pandangan mereka.
Sementara itu, bagi para laki-laki, penting untuk menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar lebih kooperatif dan mendukung. Dr. John Gray, penulis buku “Men Are from Mars, Women Are from Venus,” menyarankan agar laki-laki belajar mendengarkan dengan empati dan menunjukkan dukungan kepada pasangan mereka. Hal ini akan membantu menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis.
Dalam hubungan interpersonal, komunikasi asertif memainkan peran penting dalam mencapai pemahaman dan kepuasan bersama. Ketika kedua pihak mampu berkomunikasi secara asertif, konflik dapat diatasi dengan cara yang sehat dan konstruktif. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus belajar dan mengasah keterampilan komunikasi asertif kita, tanpa memandang jenis kelamin kita.
Dalam kesimpulan, komunikasi asertif adalah kuncinya! Perbedaan penggunaan komunikasi asertif di antara gender tidak boleh dianggap sebagai kelemahan atau kelebihan. Setiap individu memiliki gayanya masing-masing, dan yang terpenting adalah menghargai dan memahami gaya komunikasi tersebut. Jika kita bisa berkomunikasi secara asertif, kita akan menciptakan hubungan yang lebih baik, baik di dalam maupun di luar kelompok gender.