Puisi sebagai medium untuk mengatasi stigma kesehatan mental di Indonesia semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai salah satu bentuk seni yang penuh dengan emosi, puisi mampu menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan serta pengalaman terkait kesehatan mental.
Menurut Prof. Dr. Nurlan Darman dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, puisi dapat menjadi alat yang powerful dalam membuka diskusi tentang kesehatan mental. Dalam wawancara dengan Harian Kompas, beliau menyebutkan bahwa puisi mampu menyentuh hati dan membantu orang untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan masalah kesehatan mental yang selama ini dianggap tabu.
Salah satu contoh penggunaan puisi sebagai medium untuk mengatasi stigma kesehatan mental adalah melalui acara open mic poetry night yang diadakan di berbagai kota di Indonesia. Acara ini memberikan kesempatan bagi para penyair amatir maupun profesional untuk membacakan puisi-puisi mereka yang berkaitan dengan tema kesehatan mental. Melalui ungkapan puisi, para peserta dapat merasa lebih terhubung satu sama lain dan merasa didengarkan.
Dalam sebuah artikel di Jurnal Psikologi, Dr. Eka Suryana, seorang psikolog klinis, memaparkan bahwa puisi dapat menjadi terapi yang efektif dalam membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental. Dengan menuliskan puisi tentang perasaan dan pikiran yang dialami, seseorang dapat merasa lega dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu menyadari pentingnya peran puisi dalam mengatasi stigma seputar kesehatan mental. Dengan menghargai puisi sebagai medium ekspresi diri yang sah, kita dapat lebih memahami dan mendukung individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Mari bersama-sama mengangkat stigma ini melalui puisi, agar setiap orang merasa didengarkan dan dihargai.