Resilience, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai ketahanan mental, adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Menggali kekuatan diri: resilience, sebenarnya sudah ada dalam diri setiap individu. Namun, tidak semua orang mampu mempertahankannya ketika menghadapi situasi yang sulit.
Menurut psikolog Daniel Goleman, resilience adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan dengan kepala dingin dan tetap tenang. Hal ini penting untuk merespon terhadap tekanan dan gangguan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Cara untuk mempertahankan resilience adalah dengan rajin berlatih. Psikolog Carol S. Dweck menekankan pentingnya memiliki mindset yang positif dan terus menerus belajar dari setiap pengalaman. Dengan cara ini, seseorang akan memiliki ketahanan mental yang kuat untuk menghadapi setiap rintangan yang datang.
Selain itu, penting juga untuk memiliki dukungan dari orang-orang terdekat. Menurut penelitian dari American Psychological Association, memiliki hubungan yang sehat dengan keluarga dan teman-teman dapat membantu seseorang untuk mengatasi stres dan kesulitan dengan lebih efektif.
Menurut psikolog Reivich dan Shatte, mengasah kemampuan psikologis seperti optimisme, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu beradaptasi dengan perubahan dapat membantu seseorang untuk membangun resilience yang kuat.
Jadi, ketika menghadapi situasi yang sulit, ingatlah untuk menggali kekuatan diri: resilience. Dengan cara tersebut, Anda akan dapat mempertahankannya dan bangkit dengan lebih kuat dari sebelumnya. Sebagaimana dikatakan oleh Helen Keller, “Character cannot be developed in ease and quiet. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, ambition inspired, and success achieved.”