Mengapa Orang Cenderung Menghabiskan Uang Lebih Banyak Secara Emosional?

Tidak dapat disangkal bahwa uang merupakan topik yang sensitif bagi semua orang. Bagi sebagian orang, uang hanyalah sebuah alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun bagi sebagian lainnya, uang memiliki arti yang lebih dalam, yaitu sebagai pelampiasan emosional. Tidak jarang kita melihat orang-orang yang cenderung menghabiskan uang lebih banyak secara emosional, melakukan pembelian impulsif yang sebenarnya tidak perlu. Namun, mengapa hal ini terjadi?

Menurut psikolog keuangan, Brad Klontz, PhD, “Ketika seseorang mengalami emosi negatif seperti stres, cemas, atau kesepian, mereka cenderung mencari cara untuk mengurangi emosi tersebut. Dan salah satu cara yang paling umum adalah dengan berbelanja.” Klontz juga menambahkan bahwa emosi seperti keinginan untuk merasa dihargai atau diterima dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian yang sebenarnya tidak masuk akal secara finansial.

Hal ini juga didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of Consumer Research yang menemukan bahwa emosi memainkan peran yang signifikan dalam pengambilan keputusan pembelian. Ketika seseorang merasa emosional, otaknya menjadi terfokus pada reward yang didapat dari membeli sesuatu, tanpa mempertimbangkan konsekuensi finansialnya.

Selain itu, psikolog klinis, Dr. Elizabeth Lombardo, juga menegaskan bahwa adanya tekanan sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian secara emosional. “Saat ini, media sosial seringkali memberikan tekanan pada individu untuk tampil sempurna dan memiliki segalanya, sehingga banyak orang merasa terdorong untuk membeli barang-barang mahal demi menunjukkan gaya hidup yang mereka inginkan,” kata Dr. Lombardo.

Menurut pakar keuangan, agar dapat mengendalikan perilaku pembelian secara emosional, seseorang perlu belajar untuk mengenali emosi-eomosi yang mereka rasakan dan mencari alternatif cara untuk mengatasinya. Selain itu, penting pula untuk membuat rencana anggaran yang jelas dan membatasi akses terhadap sumber belanja, agar tidak tergoda untuk berbelanja secara impulsif.

Dalam pandangan akademisi Ekonomi, Hal R. Varian, pembelian emosional tidak selalu identik dengan pemborosan. Bahkan, dalam realitasnya, berbelanja secara emosional dapat memberikan efek placebo yang positif bagi kesejahteraan emosional seseorang dalam jangka pendek (Claiborn & Biasiotto, 2008).

Dengan memahami alasan di balik kecenderungan orang untuk menghabiskan uang lebih banyak secara emosional, kita dapat lebih waspada dan berusaha untuk mengendalikan kebiasaan tersebut demi keuangan yang lebih sehat dan kebahagiaan yang lebih berkelanjutan. Semoga dengan kesadaran dan pengendalian diri, kita bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi.

Categorized Tag Cloud

Tags

Dampak Togel Bagi Bagi Kesehatan mental