Mengenal Cooperativeness dan Assertiveness sebagai Dua Dimensi dalam Kepribadian

Kepribadian seseorang merupakan sebuah konsep yang kompleks. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, mulai dari faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Seiring dengan meningkatnya kesadaran manusia terhadap pentingnya kepribadian dalam menjalani kehidupan, maka muncul pula berbagai macam teori dan model untuk menggambarkan dan mengukur kepribadian seseorang.

Dalam hal ini, terdapat dua dimensi dalam kepribadian yang sering kali dibahas, yaitu cooperativeness dan assertiveness. Cooperativeness menggambarkan tingkat kecenderungan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain dan mendukung keberhasilan bersama, sementara assertiveness menggambarkan tingkat kecenderungan seseorang untuk bersikap tegas, percaya diri, dan mengambil inisiatif.

Menurut psikolog terkenal, Dr. Robert Hogan, cooperativeness dan assertiveness merupakan dua dimensi yang sangat penting dalam kepribadian seseorang. Dalam pandangan Hogan, cooperativeness dan assertiveness merupakan faktor-faktor kunci yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan kebahagiaan seseorang dalam hidup.

Cooperativeness dan assertiveness dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik dalam karir, hubungan sosial, hingga kesehatan mental. Sebagai contoh, seseorang yang lebih kooperatif akan cenderung lebih mudah untuk menjalin hubungan sosial yang baik, sedangkan seseorang yang lebih assertive akan cenderung lebih mudah untuk mencapai tujuannya dalam karir.

Namun, penting untuk diingat bahwa cooperativeness dan assertiveness bukanlah dua dimensi yang berdiri sendiri. Dalam kenyataannya, orang-orang yang memiliki kepribadian yang sehat dan seimbang biasanya memiliki kedua dimensi tersebut dalam jumlah yang seimbang. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Hogan, “Kepribadian yang sehat dan seimbang membutuhkan adanya keseimbangan antara kooperatif dan tegas.”

Oleh karena itu, sebagai manusia, penting bagi kita untuk memahami kedua dimensi dalam kepribadian kita dan bagaimana kita dapat mengembangkan keseimbangan yang sehat antara keduanya. Sebagai contoh, orang yang lebih dominan dalam assertiveness dapat memperkuat kecenderungan kooperatifnya dengan memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain.

Sementara itu, sebaliknya orang yang cenderung dominan dalam cooperativeness dapat memperkuat kecenderungan tegasnya dengan belajar untuk lebih percaya diri dan mengambil inisiatif. Kesadaran akan dua dimensi dalam kepribadian ini dapat membantu kita untuk lebih memahami diri sendiri dan meningkatkan kemampuan kita dalam berhubungan dengan orang lain.

Sebagai kesimpulan, cooperativeness dan assertiveness merupakan dua dimensi penting dalam kepribadian seseorang. Kedua dimensi ini merupakan faktor kunci yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan kebahagiaan seseorang dalam hidup. Dalam upaya untuk memiliki kepribadian yang sehat dan seimbang, penting bagi kita untuk memperhatikan kedua dimensi ini dan mengembangkan keseimbangan yang sehat antara keduanya.

Referensi:
– Hogan, R. (1983). A socioanalytic theory of personality. New York: Columbia University Press.
– Penner, L. A., Dovidio, J. F., Piliavin, J. A., & Schroeder, D. A. (2005). Prosocial behavior: Multilevel perspectives. Annual Review of Psychology, 56, 365-392.

Categorized Tag Cloud

Tags

Dampak Togel Bagi Bagi Kesehatan mental