Pentingnya Memerangi Stigma terhadap Penyakit Mental dalam Bulan Kesadaran Kesehatan Mental
Saat ini, kita sedang memasuki Bulan Kesadaran Kesehatan Mental yang merupakan momen penting untuk mengangkat isu seputar kesehatan mental. Salah satu isu yang perlu diperhatikan dengan serius adalah stigma yang masih melekat pada penyakit mental. Stigma ini dapat menghambat langkah-langkah pemulihan dan pencegahan penyakit mental serta memberikan dampak negatif terhadap mereka yang mengalaminya.
Pentingnya memerangi stigma terhadap penyakit mental tidak dapat diabaikan. Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 450 juta orang di seluruh dunia saat ini mengalami gangguan mental. Sayangnya, stigma yang persisten terhadap penyakit mental seringkali membuat mereka tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Dr. Shekhar Saxena, seorang pakar kesehatan mental dari WHO, mengatakan, “Stigma terhadap penyakit mental bukan hanya menimbulkan kesulitan dan penderitaan bagi individu yang mengalaminya, tetapi juga mempengaruhi keluarga, teman-teman, dan masyarakat di sekitarnya. Stigma ini dapat menyebabkan isolasi dan menyulitkan mereka untuk mencari bantuan dan dukungan yang penting.”
Pentingnya memerangi stigma ini juga ditekankan oleh berbagai organisasi kesehatan tingkat dunia termasuk American Psychiatric Association (APA) dan National Alliance on Mental Illness (NAMI). “Perlu kami tekankan bahwa penyakit mental adalah hal yang sah dan dapat diobati,” ungkap Dr. Saul Levin, CEO dari APA. “Mengubah pandangan masyarakat tentang penyakit mental merupakan upaya bersama yang harus terus dilakukan agar mereka yang mengalami gangguan mental tidak lagi merasa malu atau tertekan dalam mencari bantuan.”
Selama Bulan Kesadaran Kesehatan Mental, banyak kegiatan digelar untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman dan dukungan terhadap individu yang mengalami penyakit mental. Salah satu kegiatan yang penting adalah pengenalan dan penyebaran informasi yang benar tentang penyakit mental.
Menurut Prof. Graham Thornicroft, profesor kepala dari Institute of Psychiatry, King’s College London, “Pendidikan publik memiliki peran penting dalam memerangi stigma. Semakin banyak informasi yang diberikan, semakin banyak orang yang akan sadar betapa pentingnya dukungan dan tidak mencela individu dengan penyakit mental.”
Selain pengenalan penyakit mental, penting juga untuk mempromosikan cerita sukses dan kisah inspiratif dari mereka yang berhasil bangkit dari penyakit mental. Hal ini akan membantu mengubah persepsi masyarakat bahwa penyakit mental merupakan akhir dari segalanya. Seperti yang dikatakan oleh penulis kenamaan, Matt Haig, “Kisah sukses adalah bukti apakah individu dengan penyakit mental masih bisa hidup dan berkontribusi pada masyarakat, seperti orang “normal”.
Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan memberikan dukungan dan pemahaman terhadap individu yang terkena penyakit mental. Dengan memberikan dukungan emosional dan menghadirkan kesadaran bahwa penyakit mental adalah bagian dari kesehatan umum, kita dapat membantu mengurangi stigma yang masih ada.
Dalam menghadapi penyakit mental, kita perlu memahami bahwa itu bukanlah ‘pilihan’ seseorang. Seperti yang diutarakan oleh Denny Kalyalya, CEO dari Mental Health Advocacy Africa, “Kepada semua orang yang pernah tertimpa penyakit mental, ini bukanlah sesuatu yang mereka pilih. Penting bagi kita untuk mendukung dan memulihkan mereka yang menghadapinya dengan penuh pengertian dan tanpa label negatif.”
Jadi, mari kita semua bergerak bersama untuk memerangi stigma terhadap penyakit mental dalam Bulan Kesadaran Kesehatan Mental ini. Ajaklah orang lain untuk berpartisipasi dalam edukasi dan penyebaran informasi yang benar tentang penyakit mental. Kita semua berhak mendapatkan dukungan dan pemahaman dalam perjalanan pemulihan dan pencegahan penyakit mental.