Stigma terhadap penyakit mental: Mengubah Perspektif Masyarakat
Stigma terhadap penyakit mental masih menjadi masalah yang serius di masyarakat kita. Banyak orang yang mengalami penyakit mental merasa malu atau takut untuk mencari pertolongan karena adanya stigma negatif yang melekat. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan, karena ketika seseorang tidak mendapatkan dukungan atau perawatan yang mereka butuhkan, hal itu dapat memperburuk kondisi kesehatan mental mereka.
Menurut Dr. Dian Kusuma, seorang psikiater terkemuka, stigma terhadap penyakit mental sering kali timbul karena kurangnya pemahaman tentang kondisi tersebut. “Masyarakat kita masih seringkali memiliki pemahaman yang keliru tentang penyakit mental, sehingga menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita,” ujarnya. “Kita perlu melakukan upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang apa sebenarnya penyakit mental itu, sehingga mereka dapat memahami dan memberikan dukungan yang tepat kepada orang-orang yang mengalaminya.”
Salah satu upaya untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap penyakit mental adalah dengan melakukan sosialisasi dan pendekatan secara terbuka. Menurut dr. Andika Wijaya, seorang psikolog klinis, “Kita perlu membuka pembicaraan tentang penyakit mental secara terbuka, tanpa rasa takut atau malu. Dengan demikian, kita dapat menyadarkan masyarakat bahwa penyakit mental bukanlah sesuatu yang memalukan, melainkan kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan dan dukungan.”
Selain itu, pendekatan dari pemerintah dan lembaga kesehatan juga sangat penting dalam mengubah stigma terhadap penyakit mental. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi orang dengan gangguan mental di Indonesia mencapai 11,6%. Namun, masih banyak dari mereka yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai karena stigma yang masih melekat di masyarakat.
Untuk mengatasi stigma terhadap penyakit mental, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar dan dukungan yang nyata. Hal ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi tanggung jawab bersama sebagai masyarakat yang peduli terhadap kesehatan mental. Dengan melakukan upaya ini secara bersama-sama, kita dapat mengubah perspektif masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang mengalami penyakit mental. Sama seperti yang diungkapkan oleh Dr. Kusuma, “Dukungan dan pemahaman dari masyarakat adalah kunci utama dalam memerangi stigma terhadap penyakit mental.”