Mengatasi Stres Berat dengan Teknik Penenangan Pikiran


Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan kita, terutama saat menghadapi tekanan atau tuntutan yang berat. Namun, mengatasi stres berat bukanlah hal yang mudah. Ada banyak teknik yang dapat digunakan, salah satunya adalah teknik penenangan pikiran. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana mengatasi stres berat dengan menggunakan teknik penenangan pikiran.

Teknik penenangan pikiran adalah cara yang efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan yang berlebihan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah meditasi. Menurut Dr. Herbert Benson, seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School, meditasi dapat mempengaruhi tubuh dan pikiran kita secara positif. Dia mengatakan, “Meditasi adalah cara yang bermanfaat untuk mengurangi stres. Praktik ini telah terbukti dapat menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan di tubuh.”

Selain meditasi, latihan pernapasan juga dapat membantu mengatasi stres berat. Dr. Andrew Weil, seorang dokter terkenal di bidang pengobatan alami, merekomendasikan teknik pernapasan 4-7-8 untuk menenangkan pikiran. Dia mengatakan, “Teknik pernapasan ini dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Caranya adalah dengan mengambil napas dalam melalui hidung selama 4 detik, menahan napas selama 7 detik, dan menghembuskan napas melalui mulut selama 8 detik. Proses ini memberikan sensasi relaksasi dan mengurangi stres secara efektif.”

Selain teknik-teknik di atas, ada juga beberapa tips lain yang dapat membantu mengatasi stres berat dengan menggunakan teknik penenangan pikiran. Misalnya, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan aktivitas fisik seperti yoga atau tai chi. Semua ini membantu mengalihkan perhatian kita dari stres dan membantu mengembalikan ketenangan pikiran.

Referensi:
– Benson, H. (1975). The Relaxation Response. Harper Paperbacks.
– Weil, A. (2017). Breathing: The Master Key to Self-Healing. Sounds True.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teknik penenangan pikiran adalah cara yang efektif untuk mengatasi stres berat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dalam mengatasi stres. Oleh karena itu, penting untuk mencoba berbagai teknik yang mungkin berbeda dan menemukan yang paling cocok dengan diri kita.

Dalam penutup, ketika menghadapi stres berat, tidak ada salahnya untuk menggunakan teknik penenangan pikiran. Dalam era yang serba cepat seperti sekarang, mengurus kesehatan mental adalah hal yang tak boleh diabaikan. Jadi, mari kita mulai memperhatikan pikiran kita dan merawat kesehatan mental kita dengan teknik penenangan pikiran.

Mengenal 5 Jenis Gangguan Mental yang Berbeda-beda


Mengenal 5 Jenis Gangguan Mental yang Berbeda-beda

Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat berbagai macam gangguan mental yang sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Biasanya, gangguan mental seringkali tidak disadari oleh orang yang mengalaminya. Oleh karena itu, akan sangat penting bagi kita untuk mengenali jenis-jenis gangguan mental yang berbeda-beda agar mampu memberikan pertolongan yang tepat dan menghindari stigma yang terkait dengan gangguan mental.

Berikut ini adalah 5 jenis gangguan mental yang perlu kita kenali:
1. Depresi
2. Kecemasan
3. Psikosis
4. Gangguan Bipolar
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)

Depresi biasanya ditandai dengan perasaan sedih, terisolasi, lelah, tidak bersemangat, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, dan merasa tidak berharga. Depresi bisa menjadi suatu kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental secara signifikan dan menjadi salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi. Menurut Dr. Austin Frakt dari Departemen Kebijakan Kesehatan dan Manajemen di Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan bahwa “Depresi tidak luput dari stigma dan kesalahpahaman umum. Tetapi, pengobatannya sangat efektif”.

Hal yang serupa juga terjadi pada gangguan kecemasan. Beberapa gejala dari kecemasan inklusi kesulitan untuk tidur, sering merasa gugup atau resah, sulit berkonsentrasi, gerakan yang tidak disengaja, dan kecemasan yang sangat berlebihan terhadap segala hal. Menurut Dr. Giuseppe Raviola, seorang psikiater dari Boston, “Kecemasan merangsang dan mengaktifkan kembali sistem saraf pusat, menjaga seseorang waspada dan fokus pada tindakan atau bahaya yang mungkin akan terjadi. Tetapi, jika kecemasan terjadi terus-menerus, bisa menjadi kondisi yang merusak kehidupan seseorang”.

Psikosis biasanya ditandai dengan hilangnya kontak pada kenyataan, menimbulkan masalah dengan diskriminasi warna, kilas balik, dan masalah orientasi. Salah satu bentuk psikosis yang umum adalah skizofrenia. Menurut Dr. John Kane, seorang spesialis skizofrenia dari Universitas Hofstra di Hempstead, New York, “Skizofrenia adalah bentuk psikosis kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan hati-hati. Tetapi, pengobatan dan dukungan sosial yang tepat bisa membantu pasien dengan skizofrenia untuk mencapai hasil yang baik”.

Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan mood yang drastis, seperti periode depresi dan periode mania yang berlebihan. Gejala mania termasuk kegembiraan yang berlebihan atau kebahagiaan, kurang tidur, kepercayaan yang berlebihan pada kemampuan diri, dan perubahan yang ekstrem pada pola pikir dan perilaku. Menurut Dr. David J. Miklowitz, seorang spesialis bipolar dari Universitas California di Los Angeles, “Gangguan bipolar bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk menjaga hubungan sosial dan profesional”.

Terakhir ada gangguan obsesif-kompulsif atau OCD. Gangguan ini ditandai dengan pikiran yang terus-menerus bergulir dan perilaku kompulsif yang dilakukan untuk meredakan ketegangan yang disebabkan oleh pikiran tersebut. Pikiran obsesif termasuk kekhawatiran tentang kesehatan fisik, perasaan ketertiban, dan keselamatan pribadi. Menurut Dr. Michael Jenike, seorang spesialis OCD dari Harvard Medical School, “OCD sangat mudah dipahami karena menuntut kebersihan atau aturan ketat, tetapi sangat sulit mengobatinya karena bisa mempengaruhi jiwa dan hubungan seseorang”.

Dalam kesimpulannya, mengenali 5 jenis gangguan mental yang berbeda-beda akan memungkinkan kita untuk menyadari gejala-gejala yang mungkin kita alami atau yang dialami oleh orang terdekat kita. Dengan menyadari gejala tersebut, kita akan lebih mampu memberikan dukungan dan bantuan yang tepat sehingga mampu menjaga kesehatan mental kita dan orang terdekat kita secara optimal. Diskusikan dengan dokter atau psikolog jika Anda mengalami gejala yang berhubungan dengan gangguan mental agar bisa memperoleh bantuan medis dan dukungan emotional.

Sumber Referensi :
1. Psych Central
2. National Alliance on Mental Illness
3. WebMD
4. Healthline
5. American Psychiatric Association
6. Harvard Health Blog
7. Mayo Clinic.

Categorized Tag Cloud

Tags

Dampak Togel Bagi Bagi Kesehatan mental